Selasa, 06 Mei 2014

6 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Budidaya Kentang

Untuk berhasil dalam usaha hortikultura jenis budidaya kentang, ada 6 hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh para petani.

Yang pertama adalah persiapan dan pengolahan lahan yang akan digunakan. Kedua pemilihan bibit yang baik dan bebas penyakit, ketiga metode dan waktu penanaman.

Hal keempat yang harus diperhatikan adalah pemupukan, kemudian yang kelima adalah penggunaan mulsa plastik, dan terakhir perlakuan panen dan pasca panen.

1. PENGOLAHAN LAHAN
Sebelum ditanami kentang, lahan harus dipersiapkan dan dibersihkan dari tumbuhan penganggu atau sisa-sisa tanaman lama. Setelah itu tanah dibiarkan 1-2 minggu.

2. PEMILIHAN BIBIT

Bibit yang dianjurkan adalah kultivar introduksi unggul lkal seperti cosima, cipanas dan kultivar lokal lainnya. Kebutuhan bibit per hektar mencapai 1 ton.

3. PENANAMAN
Penanaman kentang di tegalan dilaukan awal musim hujan yaitu bulan Oktober / November, yang bisa dipanen pada bulan Januari / Februari atau bila akhir musim hujan yaitu bulan Maret / April akan dipanen pada bulan Juni / Juli.

Pada lahan sawah beririgasi, penanaman kentang bisa dilakukan di musim kemarau yaitu pasca bulan Mei. Musim tanam yang baik adalah pada musim hujan atau sekitar bulan April. Jarak tanam yang baik 70-80 x 30 cm.

4. PEMUPUKAN

Pemberian pupuk buatan (anorganik) bagi tanaman kentang sangat diperlukan dan penting. Ketersediaan pupuk tersebut, secara cepat dapat dimanfaatkan oleh akar untuk memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri.

Unsur makro terpenting yang ada dalam pupuk buatan adalah unsur Nitrogen (N). Unsur ini umumnya diberikan pada tanaman dalam bentuk pupuk urea dan ZA. Hanya saja tidak seluruh unsur N dari pupuk buatan itu bias dimanfaatkan tanaman, sebab unsur N mudah tercuci oleh air hujan dan sifatnya yang mudah menguap.

Bila unsur N hilang, maka dapat menurunkan kesuburan dan kegemburan tanah. Itu terjadi biasanya karena mikroorganisme yangberguna di dalam tanah mati dan tanah akan menjadi keras.

Kemudian produktivitas turun, kecuali dosis pupuk ditingkatkan. Perlu diperhatikan juga jika dosis pupuk ditingkatkan akan berdampak negatif, yaitu akan mempercepat turunnya daya dukung tanah terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya kentang.

Pemupukan menggunakan pupuk organik seperti pupuk andang, kompos, pupuk organik seperti urea/ZA SP-36, KCL, dan pupuk pelengkap cair (PPC). Selain pupuk dapat ditambah unsur mikro dan zat pengatur tumbuh.

Dosis pupuk anorganik tergantung rekomendasi dari dinas pertanian setempat. Namun sebgai rujukan dosis yang baik adalah 200 kg urea, 150 kg ZA, 300 kg SP-36 dan 2 lt PPC. Jika menggunakan pupuk organik dosisnya 20 ton/ha.

5. PENGGUNAAN MULSA

Penggunaan mulsa plastik diprioritaskan bagi jenis tanaman yang berniali ekonomis tinggi. Tiap hektar lahan dibutuhkan lebih kuarng 10 rol mulsa plastik.

Mulsa plastik yang baik warnanya gelap (hitam, coklat), dapat menekan pertumbuhan gulma, sedangkan warna merah dapat mentransmisi sinar inframerah. Di Indonesia , mulsa plastik yang banyak digunkaan petani umumnya berwarna hitam perak,merah perak, keabu-abuan.

Multifungsi mulsa plastik itu sudah duketahui masyarakat tani yang antara lain dapat memantulkan cahaya matahari, sehnmgga mengusir hama tungau dan kutu daun serta thrips, bahkan menekan penyakut virus.

Mulsa palstik dapat menekan pertumbuhan gulma, mencegah penguapan pupuk, erosi, menciptakan kegemburan tanah, menghemat tenaga kerja pengairan, penyiangan dan sebagainya.

Penerapan mulsa plastik meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman yang dibudidayakan.

6. PANEN
Setelah berumur 3,5 bulan kentang sudah bisa dipanen. Pemanenan kentang bisa menggunakan cangkul atau garpu. Pengambilan umbi kentang harus hati-hati agar umbinya tidak terluka. Pengambilan umbi bisa menggunakan alat pemanenan mekanik (potato digger)
Baca selengkapnya »»  

BUDIDAYA TANAMAN TOMAT

Teknik Budidaya Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)

                                                                                                      
 ● Syarat Tumbuh.
dsc02094 a. Iklim
Tanaman tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah.  Pada temperatur tinggi (di atas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang umumnya merah merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %.  Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang–kurangya 10-12 jam setiap hari (Sastrahidayat. 1992).
b. Tanah
Tanaman tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat bertipe determinate mempunyai pola pertumbuhan batang secara vertikal yang terbatas dan diakhiri dengan pertumbuhan organ vegetatif (akar, batang daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku serta pada ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Bunga tanaman tomat berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua buah daun mahkota (Tugiyono Hery, 2002). Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan dan buah masak 45 hari sampai 50 hari setelah pembuahan. Persentase penyerbukan sendiri pada tanaman tomat adalah 95% - 100%.
c. Teknik Budidaya
  • Persemaiaan Benih tomat 
 Benih tomat martha harus disemai dulu sebelum ditanam. Persemaian dilakukan didalam kotak pesemaian (tray), media persemaian   adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan kedalam kotak pesemaian (tray), benih dipelihara hingga umur 25-30  hari setelah semai.. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik adalah :
  1. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
  2. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk   mencegah   curahan hujan jangan sampai merusak benih yang masih lemah
  3. Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
  4.  Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.
  5. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat
  6. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu saat ditanam di tempat penanamannya.
  •  Pengolahan tanah Pengolahan tanah untuk tanaman tomat adalah meliputi pembersihan lahan pembajakan atau pencangkulan dan    pembuatan bedengan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dengan tujuan :
  1. Akar bagian tanaman yang ada dalam tanah dapat tumbuh lebih sempurna.
  2. Rumput liar dapat dikendalikan tumbuhnya.
  3. Peredaran udara lebih mudah dan luas, sehingga menyebabkan zat-zat makanan di dalam tanah dapat lebih sempurna
  4. Air yang berlebihan dapatb mudah meresap atau menguap.
  5. Akar-akar tanaman dapat menembus tanah lebih mudah dan dalam.(Kanisius 1992).
  •  Pemupukan Organik dan Non Organik.   
Pemberian pupuk kandang diberikan dengan cara diratakan diatas tanah bedengan. Pupuk kandang selain dapat memperbaiki sifat biologis tanah juga dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, pupuk kandang juga perlu diberikan pada tanaman sayuran yang banyak mengkonsumsi nitrogen sehingga nitrogen sangat menentukan kuantita dikonsumsi pada fase vegetatif . Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1:½ berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan 100 g.
  • Penanaman
tomatApabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu diperhatikan dalam penanaman adalah  waktu tanam dan jarak tanam. Waktu tanam berkaitan erat dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di musim penghujan, sedangkan Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan mengatur jarak  tanam ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan tanaman selanjutnya.
Bibit yang sudah siap tanam dicabut dipersemaian beserta akarnya jika bibit berasal dari persemaian plastik atau tray  25-30 hari setelah semai bibit langsung ditanam pada lubang tanam dengan jarak 70x60 cm, Sewaktu penanaman bibit diusahakan tanaman tomat tidak menyentuh tanah, agar tanaman tidak membusuk dan terkena penyakit akibat kotoran disebabkan oleh tanah, saat yang paling tepat untuk penanaman tomat adalah 2-4 minggu sebelum hujan terakhir. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu dan dapat beradaptasi pada lahan yang ditanami.
Pemeliharaan
- Penyiraman
Penyiraman tanaman sayuran banyak membutuhkan air seperti halnya tanaman tomat, sayuran daun mengandung ± waktu penyiraman yang baik ialah pada sore hari perlu diketahui bahwa maksud penyiraman adalah :
a. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari;
b. Mengembalikan kekuatan tanaman pada keadan tanaman dimalam hari;
c. Penambahan terhadap tanaman yang kekurangan air.    
Penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati–hati, dan diusahakan tidak atau jangan sampai mengenai daun karena tanaman akan mudah menderita penyakit seperti virus. Penyiraman yang dilakukan penyusun menggunakan alat berupa selang dan dilakukan pada sore hari dengan tujuan mengurangi penguapan.
- Penyulaman
Bibit tomat yang baru ditanam, baik melalui persemaian maupun langsung ditanam tidak semuanya dapat tumbuh dan bertahan menjadi tanaman dewasa beberapa diantaranya pasti ada yang mati salah satu cara mengatasinya adalah melakukan penyulaman, caranya saat tomat berumur 7–14 hari setelah tanaman lakukan penggantian bibit yang mati dengan bibit yang baru dan diambil dari bibit terdahulu atau bibit yang ditanam dengan selang waktu 7–14 hari dari awal penyemaian. Jika dalam 3 mingu setelah tanam masih ditemukan bibit yang mati tidak perlu lagi dilakukan penyulaman, sebab penyulaman pada umur lebih, dari 3 minggu akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhan dan umur panennya tidak seragam sehingga akan menyulitkan penanaman
- Penyiangan/Pembumbunan
Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang. penyiangan dilakukan dengan cara dicabut menggunakan tangan dan yang sulit dicabut menggunakan cangkul atau kored.
- Pemupukan
Pupuk biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat diberikan pada tanah atau lewat daun atau bagian tanaman lain. Sebagai pupuk dasar bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan berupa pupuk NPK yang diberikan 2 - 3 kali selama pertumbuhannya dengan cara ditugal kan pada setiap tanaman. NPK 15-15-15 sebanyak dosis 2 gram/tanaman.
- Pemangkasan
    Tanaman yang berupa perdu atau pohon umumnya perlu pemangkasan. Pemangkasan ini dimaksudkan antara lain untuk membentuk pohon, mengurangi daun, mempercepat pembuahan, meremajakan tanaman, dan lain-lain.
    Tujuan membentuk pohon adalah agar dapat berbunga atau berproduksi lebih banya. Pengurangan daun dimaksudkan untuk mendapatkan hasil assimilasi bersih yang optimum. Dengan pemangkasan juga dimungkinkan mempercepat proses pembuahan. Tetapi adakalanya pemangkasan dilakukan untuk peremajaan tanaman (rejuvenilisasi).
    Secara umum pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang/ranting yang tumbuhnya tidak tepat, memotong tunas-tunas air, atau memotong ranting-ranting yang kena penyakit. Pemangkasan yang penulis lakukan setiap seminggu sekali selama pertumbuhannya, tiap pohon hanya ditinggalkan sua cabang dan masing-masing cabang dibiarkan tumbuh masing-masing tiga tandan, dan buah yang dibiarkan masing-masing tandan disisakan 5 buah yang dipelihara agar menghasilkan buah yang besar.
- Pengikatan
    Pengikatan pohon dimaksudkan untuk menghindari tanaman tomat roboh pada saat berbuah dan supaya tanaman tomat tersebut dapat tumbuh tegak
- Pengendalian hama dan penyakit
1. Hama
a. Ulat buah (Hiliothis armigera)
Ulat ini menyerang tomat yang masih muda sehingga buah sudah tua tampak berlubang–lubang dan biasanya busuk karena infeksi, ulat ini dapat dibrantas denagn inteksida.
b. Nematoda (Helodogyama sP)
Cacing ini menyebabkan akar–akar tomat berbintil–bintil, biasanya hanya timbul pada tanah–tanah  ringan yang terlalu asam ( PH 4 – 5).
Pemberantasan dengan nematisida:
c. Lalat buah (Dacus durcalis)
Lalat ini umumnya menyerang dengan cara menyuntikan telur–telurnya kedalam kulit buah tomat, dan telur tersebut akan menjadi larva yang  menggerogoti buah tomat dari dalam sehinga buah tersebut menjadi busuk dan rontok. Lalat buah dapat dikendalikan  dengan cara menyemprotkan inteksida sistemik sejak buah berumur 1 minggu.
e. Kutu putih (Pseu dococus SP)
Kutu putih menyerang tomat dengan cara menghisap cairan daun. Hama ini juga mambawa penyakit embun jelaga. Akibatnya daun menjadi keriting dan bunga/buah mengalami kerontokan pemberontakan gunakan insektisida.
2. Penyakit
a. Blossom and Root (busuk ujung buah)
Biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda  maupun yang sudah tua.  Penyakit disebabkan oleh  kekurangan unsur hara mikro Ca [kalsium]. Pembarantasnya dengan penyebaran kapur dolomit.pemupukan  yang berimbangan pengairan rata penyemprotan CaCl2 pada seluruh permukaan daun dengan frekuensi  5–7 hari sekali sebanyak 0,1%.
b. Layu furasium
Biasanya menyerang  buah tomat baik yang masih muda di dataran tinggi yang memiliki  kelembaban tinggi dimusim hujan. Langkah yang dapat mencegah serangan penyakit layu furasium,sebagai berikut:
-    Lakukan pemupukan yang berimbang
-    Pilih dan tanam bibit yang tahan terhadap segala penyakit
-    Pilih lokasi penanaman yang berdrainse cukup baik.
-    Pilih daerah yang bersikulasi udara lancar
-    Pilih lokasi penanaman yang mendapatkan sinar matahari penuh .
-    Pilih tanaman yang masih sehat .
-    Rendam bibit ke dalam  larutan benomil 0,1% sebelum penanaman.
c. Bacterial will (layu bakteri )
Biasanya menyerang tanaman tomat yang tumbuh didaerah  dataran rendah dengan suhu dan kelembaban yang tinggi penyakit ini disebabkan oleh bakteri psedomonas penyakit ini dapat dikendalikan dengan memakai Agrep 20 wp atau agromicin 15/1,5 wp .
d. Penyakit busuk buah
Biasanya disebabkan oleh cendawan Collectroticum SP. Cegah serangan penyakit ini dengan cara pemangkasan yang teratur, menjaga kelembaban kebun, dan menjaga saniatasi tanah. Penyakit ini dapat dicegah dan diberantas dengan menggunakan bubur Bordeaux  1-3%, alcohol 50WP, Prekiur N, prukit PR 10/56 WP, ridomil dan antracol.
Panen dan pasca panen
Panen buah tomat di panen pertama kali  pada umur 90 hari sejak pindah tanam. Lalu selama 3–5 hari sekali sampai buah habis, buah tomat yang akan  dipasarkan dalam jarak jauh sebaiknya dipanen pada tingkat kemasan 75%, ketika buah marih hijau  atau kira–kira  5– hari lagi menjadi merah, sedangkan untuk jarak dekat tingkat kemasakan 90% yakni ketika buah berwarna kuning kemerah – merahan.
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius 1992. Petunjuk Praktis.Sayuran.Yogyakarta
Sastrahidayat. 1992. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 38 p.
Turgiyono Herry, 2002. Budidaya tanaman tomat, Yogyakarta.

Teknologi Budidaya Tanaman Tomat

Photo : Litbang Kementan
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas hortikultura yang penting baik karena harganya yang cukup baik maupun penggunanya dalam konsumsi masyarakat.  Tomat dapat dikonsumsi sebagai sayur atau buah segar maupun dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti saus tomat.
Secara umum tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tomat menghendaki tanah yang gembur, porus, subur  dengan  kemasaman tanah (pH)  antara 5 – 6, curah hujan 750-1. 250 mm/tahun  dan kelembaban relatif  25%.
Teknis budidaya tomat dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tergantung kondisi lahan, ketinggian tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan petani yang bersangkutan serta pembiayaan yang tersedia.  Oleh karena penting sebelum mengusahakan tomat secara intensif harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan petugas teknis atau penyuluh pertanian setempat, namun secara umum teknis budidaya  tomat secara singkat dapat kami sampaikan  sebagai berikut :
Persiapan Lahan
Pilihlah lahan yang gembur dan subur  dengan pengairan yang baik.  Pilih juga lahan yang sebelumnya tidak ditanami dengan tomat  atau tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang  untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT) .
Tanah diolah sempurna,  apabila pH tanah rendah tambahkan kapur pertanian dengan takaran 150 kg per 1. 000 meter persegi , disebar dan diaduk rata bersamaan dengan pengolahan tanah.  Kemudian dibuat  bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30 cm dengan kedalaman 30 cm.
Pupuk dasar perlu diberikan, biasanya terdiri dari 4 kg Urea/ZA,  7,5 kg TSP dan 4 kg KCl untuk setiap 1. 000 meter persegi atau  jika memakai  Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) takaranya  kurang lebih  20 kg per 1000 meter persegi.  Pupuk dasar dicampur merata dengan tanah di atas bedengan dan biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran diameter  kurang lebih 10 cm sedalam 15 cm dengan jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan.
Persemaian
Pilih benih tomat dari varietas unggul yang telah direkomendasikan.  Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag.  Masukkan benih satu per satu dalam polibag dan tutup tipis dengan tanah halus.
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam.  Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah).  Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.
Tanam
Tanam dilakukan pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu dengan daun 5-6 helai. Tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.  Buka polibag terlebih dahulu, kemudian masukan bibit pada lubang tanam sampai batas pangkal batang,  ditimbun dengan tanah dengan agak ditekan dan siram dengan air.
Untuk bibit yang mati, rusak atau pertumbuhan nya tidak normal lakukan penyulaman maksimal sampai tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dan lakukan pengairan/penyiraman setap hari sampai tanaman  tumbuh normal. Segera pasang ajir agar tidak  merusak perakaran tanaman dengan ketinggian ajir 1 – 1,5 m.
Pemupukan Tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan Urea dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 dengan takaran 1-2 gram per tanaman.  Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling tanaman, tutupkembali dengan tanah dan siram air.   Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran  5 gr , diberikan 5 cm  sekeliling batang tanaman.  Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST  dengan pupuk yang sama dengan takaran 7 gram per tanaman, diberikan 7 cm sekeliling tanaman.  Pupuk organik cair dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan cara disemprotkan dengan takaran sesuai rekomendasi.
Penyiangan dan Pembumbunan.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada  saat tanaman berumur 28 hari setelah tanam (HST) bersamaan dengan penggemburan dan pemupukan susulan diikuti pengguludan tanaman. Penyiangan dan pembmbunan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 45 HST.
Pengajiran
Untuk menopang tanaman agar tidak mudah roboh, tanaman yang telah mencapai ketinggian 10 – 15 cm harus segera diikat pada ajir.  Pengikatan diakukan kembali setiap tanaman bertambah tinggi kurang lebih 20 cm.  Tanaman diikat dengan bentuk seperti angka 8  dengan tali plastik (rafia/rumput jepang),  sehingga tanaman tidak rusak tergesek oleh ajir.
Pembuangan Tunas / Perempelan.
Perempelan atau pembuangan tunas yang tidak produktif dilakukan setiap minggu dan  hanya mempertahankan 3 cabang utama untuk setiap tanaman.  Perempelan ini bertujuan untuk merangsang pembungaan pada saat tanaman berumur 32 HST.  Sebaiknya perempelan dilakukan pada pagi hari agar luka cepat mengering sehingga tidak menjadi tempat masuknya penyakit.
Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman  (OPT).
Beberapa jenis OPT penting yang menyerang tanaman tomat antara lain Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.), Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.), Aphid,  Trips,  Nematoda, penyakit yang disebabkan oleh cendawan seperti layu fusarium, bercak daun, busuk daun dan Antraknosa.
Berkaitan dengan banyaknya jenis  OPT yang menyerang tanaman tomat ini, maka secara lengkap jenis OPT dan cara-cara pengendalianya akan di bahas secara khusus dalam tulisan – tulisan  selanjutnya.
Panen dan Pasca Panen.
Tomat dapat dipanen apabila kulit tomat telah berubah warna dari hijau menjadi  kekuning-kuningan. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dengan interval panen antara 2-3 hari sekali.  Setelah dipetik buah segera dimasukan ke wadah angkut dan letakkan ditempat yang teduh.

BUDIDAYA TOMAT

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu

3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

Cara Budidaya Tanaman Tomat yang Benar

Tahukah anda dengan buah tomat. Buah tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, yang dapat hidup mencapai tinggi 1-3 meter dengan umur sekitar 4 bulan. Buah tomat sangat bermanfaat untuk tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh.

Buah tomat banyak kandungan karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan dan minuman serta bahan kosmetik dan obat-obatan.
Budidaya tanaman tomat di Indonesia memang harus dikembangkan dan dilstarikan. PT Natural Nusantara Indonesia berupa membantu para pembudidaya tanaman tomat guna peningkatan produksi secara kaulitas dan kuantitas. Blogiztic.net juga ikut mengupas bagaimana cara budidaya tanaman tomat yang benar sebagai berikut.
Syarat budidaya tanaman
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0-1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi lebih dari 750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C-20°C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24 °C – 28°C. Curah hujan antara 750-125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik.
Persemaian tanaman
Bibit Tomat yang akan ditanam diperoleh dengan menyemai benih tomat bersemaian. Tempat persemaian sebaiknya diberi naungan atap plastik bening agar lubang tanam 1 bibit tanaman tomat setelah benih berjecambah,tutup plastik atau daun pisang dibuka dan dipelihara selama lebih kurang 1 minggu. Setelah itu apabila dimungkinkan dilakukan pembumbungan menggunakan daun pisang dan dipelihara masih pada tempat bersemaian 2-3 minggu sebelum dipindahkan kelapangan.
Penyiapan lahan
Lahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman sefamili seperti kentang, bedengan dengan lebar 110 -120 cm, tinggi 50 – 60 cm, dan j arak antar bedengan 50 – 60 cm, pupuk kandang matang sebanyak 10 – 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata.
Pemupukan tanaman
- Komposisikan pupuk dengan campuran berupa pupuk dasar 4kg Urea/ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCL per 1000m2 pada permukaan bedengan, lalu aduk dan campur dengan tanah
- Pupuk kedua, Anda bisa memakai Pupuk Majemuk NPK (15-5-15) dengan dosis +/- 20kg/1000M2, selanjutnya aduk dan campur dengan tanah
- Setelah diberi pupuk, siramkan diatasnya dengan pupuk Super Nasa dengan dosis +/- 1-2 botol/1000 m2) . Pada setiap gembor volume 10lt diberikan 1 sendok peres makan super nasa untuk kemudian disiram pada 10 meter bedengan.
- Jika tanah yang sudah digemburkan tadi sudah melewati 1 minggu penanaman, sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang, sebarkan merata di atas bedengan pada sore harinya
- Jika Anda memakai Mulsa yang berbentuk plastik, tutup bedengan pada siang harinya
- Lalu biarkan 5-7 hari sebelum masa tanam

Pemasangan mulsa plastik hitam perak (MPHP)
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
- Mengurangi fluktuasi suhu tanah.
- Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
- Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.
- Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.
- Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
Pemasangan turus
Pemasangan turus dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta mempermudah penyemprotan pestisida dan pemupukan.
Pemangkasan cabang
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
Ciri dan umur panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
- kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
- bagian tepi daun tua telah mengering.
- batang tanaman menguning/mengering.
Waktu pemetikan tomat
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
Cara pemanenan buah tomat
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.
Periode panen buah tomat
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.
Baca selengkapnya »»  

Mengenal Gejala Penyakit Layu pada Tanaman dan Cara Menanganinya

Tanaman Layu 
 
Kelayuan pada tanaman terutama pada bagian daun, tunas atau tanaman secara keseluruhan, dapat disebabkan karena hilangnya turgor pada bagian-bagian tersebut.  Hilangnya turgor tersebut dapat disebabkan karena adanya gangguan di dalam berkas pembuluh/pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar, yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air.  Penyakit layu (wilt disease) pada tanaman dapat disebabkan oleh faktor biotik yaitu bakteri sehingga disebut layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) atau oleh jamur/cendawan yang disebut penyakit layu Fusarium (Fusarium oxysporum).  Selain karena penyakit biotik, kelayuan pada tanaman juga dapat disebabkan karena faktor abiotik (kekurangan air).  Pengenalan gejala kelayuan pada tanaman dan ciri-ciri khususnya harus diketahui para petani, supaya dalam pengendaliannya menjadi lebih efektif dan efisien.  Berikut adalah karakteristik/ciri-ciri gejala kelayuan pada tanaman, penyebabnya dan cara menanganinya.
1.  Layu tanaman karena kekurangan air
Kalau sebelumnya tanaman kelihatan segar, tetapi pada siang atau sore hari, tanaman tersebut menjadi layu, Anda bisa menyiramkan satu atau tiga  gayung air ke tanaman tersebut, kalau memang tanaman tersebut kekurangan air, maka setelah disiram dengan air tanaman tersebut biasanya akan segar kembali.  Kelayuan seperti ini bukan karena  faktor biotik (patogenik). Layu pada tanaman yang disebabkan oleh patogenik (jamur/bakteri), walaupun disiram dengan air yang banyak sekalipun, biasanya tanaman tersebut tetap layu dan tidak akan segar kembali.
2. Layu karena bakteri (Pseudomonas solanacearum)
Pseudomonas solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau penyakit lender  pada tanaman. Karakteristik  bakteri ini adalah:
  1. Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel
  2. Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang biak pada keadaan tanah yang lembab,
  3. Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka karena pemindahan bibit, ketika pembumbunan, luka karena gigitan serangga, luka karena tusukan nematoda, dan ternyata bakteri ini juga dapat menginfeksi tanaman melalui luka-luka pada daun.
  4. Tanaman yang diserang antara lain: kentang, tomat, pisang, cabai, terung dan lebih dari 140 jenis tanaman terutama yang termasuk dalam keluarga Solanaceae.
  5. Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air sehingga mengganggu transportasi air tanaman inang, akibatnya kelihatan tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan mati.
  6. f.   Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat melarutkan dinding sel akar dan dapat menyebabkan perubahan warna pada jaringan pengangkutan yang dapat dilihat jika batang dipotong (melintang) atau dibelah.  Gejala penyakit layu bakteri pada tomat dan tembakau ditandai dengan perubahan warna pada bagian berkas pembuluhnya biasanya menjadi berwarna coklat dan perubahan warna ini dapat meluas sampai ke tulang daun bahkan sampai ke empulur.   dan akar tanaman yang sakit berwarna coklat.
  7. Umumnya pertama kali gejala terlihat pada tanaman yang berumur kurang lebih 6 minggu.  Gejala yang terlihat adalah daun-daun layu, biasanya dimulai dari daun-daun muda (ujung).  Terkadang kelayuan tidak terjadi dengan tiba-tiba, bahkan terjadi kelayuan sepihak, pada bagian yang layu daging daun diantara tulang-tulang daun atau di tepi daun menguning, kemudian mengering dan akhirnya seluruh daun layu dan tanaman menjadi mati.
  8. Bila batang tanaman yang sakit dipotong dan potongan tersebut  dimasukkan ke dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian dibiarkan beberapa lama, akan keluar eksudat (cairan berwarna putih kotor) yang berisi jutaan bakteri.
Cara menangani penyakit layu karena bakteri ini antara lain:
  1. Penggunaan bibit yang sehat.  Bibit yang sakit tidak boleh digunakan, karena penggunaan bibit yang sakit dapat meningkatkan kematian tanaman lebih dari 30%
  2. Desinfeksi air siraman. Bakteri ini dapat terbawa oleh air siraman, sehingga sebaiknya air siraman yang digunakan didesinfeksi dengan Kalium permanga-nat lebih kurang 50 gram per 1 m3 air
  3. Pergiliran tanaman. Mengusahakan agar selama tidak ditanami, lahan tidak ditumbuhi oleh tanaman yang rentan penyakit ini. Penggunaan tanaman yang tidak rentan seperti Mimosa invisa cukup efektif dalam menangani penyakit ini, karena penanaman Mimosa invisa dalam jangka waktu tertentu (selama 1 tahun sebelum tanaman pokok), dapat memak-sa bakteri hidup pada di luar tanaman inang, sehingga bakteri akan mati atau menjadi lemah.  Selain itu Mimosa invisa ini dapat memperbaiki struktur tanah dan menjadi sumber nitrogen.
  4. Penggarapan tanah. Dengan mengadakan penggarapan tanah yang baik, tepat dan intensif
  5. Pemupukan. Percobaan-percobaan yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pemupukan dengan superfosfat tunggal (enkelsuperfosfat, ESP) dapat mengurangi penyakit layu ini.  Diduga karena kandungan kalsiumfosfat yang tinggi dalam pupuk tersebut.
  6. Sterilisasi tanah pembibitan.  Tanah pembibitan dapat disterilisasi dengan cara dipanaskan dengan uap panas dari ketel-ketel yang dipanaskan.  Uap panas dapat dimasukkan ke dalam tanah melalui susunan pipa seperti garpu, dengan uap panas ini, suhu tanah dapat mencapai 950C, sehingga tanah dapat terbebas dariPseudomonas solanacearum selama 3-4 tahun, namun sterilisasi ini mempunyai efek samping yang kurang baik dan juga biayanya sangat mahal sehingg hasilnya tidak selalu memuaskan, sejak tahun 1970-an sterilisasi tanah pembibitan ini tidak dilaksanakan lagi.
3.  Layu karena jamur/fungi
Fusarium oxysporum merupakan salah satu jenis jamur/fungi yang dapat menyebabkan layu pada tanaman.
Karakteristik  jamur ini adalah:
  1. Fusarium oxysporum menghasilkan spora untuk berkembangbiak. Sporanya ada dua macam, yaitu mikrokonidia dan makrokonidia. Mikrokonidianya bersel satu, tidak berwarna, bentuk lonjong atau bulat telur. Makrokonidianya berbentuk bulat sabit, tidak berwarna, bersekat dua atau tiga. Biasanya di bagian pangkal batang bawah akan terlihat miselium jamur berwarna putih, dan jika Anda kerik sedikit, kemudian Anda amati dibawah mikroskop, terlihat mikrokonidia atau makrokonidianya seperti gambar di bawah ini.
  2. Tanaman yang biasa diserang adalah tomat, cabai, ketimun dan lain-lain
  3. Cendawan biasanya menyerang bagian akar dan batang tanaman, mengakibatkan rusaknya terhambatnya pembuluh kayu, hal ini akan mengganggu pengangkutan air sehingga mengakibatkan kelayuan secara keseluruhan pada tanaman.
  4. Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh jamur ini dapat mengganggu fermeabilitas membran plasma sel tanaman dan merusak dinding sel pembuluh kayu akibatnya fungsi pembuluh kayu menjadi terganggu.
  5. Cendawan ini merupakan patogen tanah (soil inhabitant), dan dapat bertahan hidup dalam tanah lebih dari 10 tahun tanpa tanaman inang, dalam bentuk klamidospora.  Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini
  6. Cendawan masuk ke dalam jaringan akar atau batang melalui luka-luka karena pemindahan bibit, karena pembumbunan atau luka karena serangga atau nematoda, selain itu juga dapat masuk melalui ujung akar. Jamur berkembang sebentar dalam jaringan parenkim, lalu menetap dan berkembang dalam berkas pembuluh.
  7. Cendawan dapat disebarkan oleh percikan-percikan air hujan, air irigasi yang membawa tanah terinfeksi dan benih terinfeksi
Cara menanganinya antara lain:
  1. Penanaman varietas tahan. Contohnya untuk tanaman tomat, bisa menggunakan viarietas tomat yang tahan layu fusarium yaitu Ohio MR 9 dan Walter
  2. Pemakaian fungisida.  Menurut hasil percobaan pencelupan akar ke dalam Benomil 1000 ppm memberikan hasil yang baik, asal fungisida tersebut diberikan sebelum terjadi infeksi.
  3. Mencegah infeksi tanah.  Karena tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan dari Fusarium, usaha higieni sangat penting.  Alat pertanian yang habis dipakai di lahan yang terinfeksi dapat didesinfeksi dengan formalin 5%.  Diusahakan agar tidak menanam bibit (beserta tanah) dari persemaian yang terinfeksi. Selain itu tidak menanam benih (biji) yang diambil dari buah yang sakit.
  4. Perlakuan tanah.  Untuk membebaskan tanaj dari Fusarium dapat dilakukan perlakuan tanah (soil treatment), misalnya dengan uap panas atau fumigasi dengan metilbromida, kloropikrin, atau metamnatrium (metham-sodium).
  5. Mengendalikan populasi nematoda.  Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) dapat membantu infeksi bahkan dapat mengurangi ketahanan varietas tahan, sehingga populasinya di tanah perlu dikendalikan. Selain itu nematoda  Xiphinema spLongidorus sp merupakan nematoda ektoparasit yang hidup  di dalam tanah dan hanya mengisap cairan tanaman dengan stiletnya yang dimasukkan ke dalam akar, akar yang terluka karena tusukan stilet nematode ini dapat menjadi jalan masuknya Fusarium ke dalam akar.
Daftar Pustaka
Agrios, G. N. (1988), Plant pathology, 3nd Ed, Academic Press, New York, 215, 245, 256-258.
Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya.  Jakarta.
Semangun, H.  (1989), Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia.  Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Semangun, H. (1996),  Pengantar ilmu penyakit tumbuhan,  Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Sinaga, M. S. (2003), Dasar-dasar ilmu penyakit tumbuhan.  PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Tarr, S. A. J. (1972), The principles of plant pathology.  The Mac Millan Press Ltd, London.
Baca selengkapnya »»  

Cara Menanam Tomat Yang Baik




BAGAIMANA CARA MENANAM TOMAT YANG BAIK?

PENDAHULUAN

Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan secara intensif agar produksi optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik serta obat-obatan.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi dua, yaitu determinate dan indeterminate. Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan tipe indeterminate, postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar.

SYARAT TUMBUH TANAMAN TOMAT
PELAKSANAAN TEKNIS BUDIDAYA TOMAT

Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman tomat berkisar 25-30°C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20°C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90% kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

PELAKSANAAN BUDIDAYA TOMAT
Persiapan Lahan Budidaya Tomat
Persiapan lahan budidaya tomat meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm, kemudian dilakukan pemasangan ajir. Pemasangan ajir dianjurkan dengan sistem ajir tegak supaya kelembaban tanaman tomat terjaga, masing2 ajir dihubungkan gelagar. Agar serangkaian ajir tersebut menjadi kuat, ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir dipasang ajir penguat membentuk sudut ± 45°.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Tomat
Persiapan pembibitan budidaya tomat membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½ dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama ± 6 jam, baru kemudian benih disemai di media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup kain goni (bisa menggunakan mulsa PHP), dijaga dalam keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan umur 10 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dosis terendah. Bibit berdaun sejati 4 helai siap dipindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA TOMAT
Penyulaman Budidaya Tomat
Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu. Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Perempelan dan Pengikatan Tanaman Pada Budidaya Tomat
Perempelan tunas samping tanaman tomat dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama, cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban tanaman tomat saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun tanaman tomat di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.






Sanitasi Lahan dan Pengairan Pada Budidaya Tomat
Sanitasi lahan pada budidaya tomat meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun serta pencabutan tanaman tomat terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan Pada Budidaya Tomat
Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran pada umur 15 hst, 25 hst dan 35 hst dengan dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman tomat diberikan 200ml.
Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 7 hst dan 24 hst, sedangkan pupuk daun kandungan Phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan umur 20 hst, 30 hst dan 45 hst. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai petunjuk pada kemasan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

HAMA TANAMAN TOMAT
1. Ulat Tanah
Ulat tanah tanaman tomat adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman tomat di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Cara pengendaliannya dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

2. Ulat Grayak
Ulat grayak tanaman tomat adalah Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tanaman tomat bersama-sama dalam jumlah sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bercak-bercak putih berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

3. Ulat Buah
Ulat buah tanaman tomat adalah Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat menyerang tanaman tomat dengan cara mengebor buah sambil memakannya sehingga buah terserang berlubang. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

4. Kutu Daun
Kutu daun tanaman tomat adalah Myzus persiceae. Kutu mengisap cairan tanaman tomat terutama daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman tomat menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

5. Kutu Kebul


Kutu kebul tanaman tomat adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun tanaman tomat sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

6. Lalat Buah
Lalat buah tanaman tomat adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang buah tomat dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah tomat, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah tomat sehingga buah tomat menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu, dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

7. Nematoda
Nematoda tanaman tomat adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman tomat. Bekas gigitan cacing akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

PENYAKIT TANAMAN TOMAT

1. Rebah Semai
Rebah semai tanaman tomat adalah Pythium debarianum. Rebah semai biasa menyerang tanaman tomat pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf. Dosis ½ dosis terendah yang tertera pada kemasan.

2. Layu Bakteri
Bakteri penyebab layu tanaman tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman tomat terserang mengalami kelayuan daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendalian antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

3. Layu Fusarium
Cendawan penyebab layu tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum. Tanaman tomat terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

4. Busuk Phytopthora
Penyakit busuk tanaman tomat adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini dapat menggagalkan budidaya tomat karena menyerang semua bagian tanaman. Batang terserang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman tomat layu. Daun tomat terserang seperti tersiram air panas. Buah terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

5. Bercak Bakteri
Bercak bakteri tanaman tomat adalah bakteri Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai adanya bercak berwarna gelap mengkilap. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.


6. Bercak Daun Septoria
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan menyerang semua fase pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-bercak berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun berwarna hitam. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

7. Lunak Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Erwinia carotovora. Serangan pada daun ditandai adanya bercak berair disertai perubahan warna daun menjadi kecoklatan, terutama daun segar, serangan pada batang menyebabkan tanaman tomat roboh. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

8. Virus  
Virus merupakan penyakit yang paling banyak menggagalkan budidaya tomat. Virus tanaman tomat diantaranya ToMV, PVX, TMV dan CMV. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman tomat mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan.

Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman tomat terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman tomat.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tomat
Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN Tomat tipe determinite dapat dipanen pada umur 65 hst dan tipe indeterminate umur 75 hst. Buah 25% masak siap untuk dipanen.
Baca selengkapnya »»  

Sabtu, 19 April 2014

Rancangan Klasmen Liga Futsal Tingkat SMP Se Kec. Lembah Gumanti Di MAN Lembah Gumanti 2014/2015

Insya Allah, MAN Lembah Gumanti akan melaksanakan liga futsal Tingkat SMP Se Kec. Lembah Gumanti, mudah-mudahan terlaksana amin...
untuk melihat rancangan klasmen liganya klik link di bawah ini:

 Klik Disini

Untuk contoh seperti gambar di bawah ini:

 


Baca selengkapnya »»  

Selasa, 08 April 2014

PENDAFTARAN SISWA BARU ONLINE TP. 2014/2015



UNTUK SISWA SLTP/MTs YANG INGIN MENDAFTAR SEBAGAI SISWA BARU MAN LEMBAH GUMANTI TP. 2014/2015 , PENDAFTARAN SUDAH DIBUKA SECARA ONLINE DARI SEKARANG. SILAHKAN MENGISI FORMULIR PENDAFTARAN. KLIK DISINI>>
PASTIKAN NO HP YANG ANDA MASUKKAN BISA UNTUK DIHUBUNGI JIKA DIPERLUKAN INFORMASI LEBIH LANJUT. NAMA-NAMA YANG SUDAH MENDAFTAR SECARA ONLINE AKAN DITAYANGKAN DI SINI.
Baca selengkapnya »»  

Sabtu, 22 Maret 2014

Kegiatan Sabtu Bersih 15 Februari 2014


MAN LEMBAH GUMANTI, Kegiatan sabtu bersih merupakan salah satu kegiatan yang fokus pada kegiatan kebersihan lingkungan sekolah. Kegiatan ini dijadwalkan pada semester genap tahun ini yaitu pada minggu ke dua dan ke empat setiap bulannya. Kegiatan sabtu bersih merupakan kegiatan yang syarat dengan nilai-nilai karakter dimana siswa dilatih untuk menamkan rasa gotong royong dan tanggung jawab terhadap
Baca selengkapnya »»  

Kamis, 20 Maret 2014

Membuat Kalkulator sederhana melalui MS. Visual Studio 2010 (Visual Basic) bagi, kurang, tambah, pangkat, dan kali.

PENJASKES MAN LEMBAH GUMANTI- Kalkulator sederhana sangat populer yang dibuat oleh orang banyak tetapi cenderung banyak menggunakan Turbo Pascal. Membuat kalkulator ini sangat sederhana dan bisa dijalankan di program Visual Basic apabila tidak ada sama sekali error atau debugging error dan harus menggunakan coding yang terstruktur berdasarkan bentuk koding yang ada di Microsoft Visual Studio. Cara membuat kalkulator sederhana memang sudah banyak Pengguna atau (User) yang dipelajari di kaum Pelajar dan mahasiswa. Saya ingin membuat kalkulator sederhana yang bertujuan untuk membuat rumus melalui Teknologi canggih software di Microsoft Visual Studio Ultimate 2010.

image

Dengan Software VB 2010, saya akan mengasih tutorial kepada teman- teman yang sama sekali belum tahu bahwa Visual Basic 2010 sangat mudah digunakan dan dimengerti. Maka dengan itu, tutorial yang saya berikan dengan cara teknik.
Cara membuat
1. Membuka Start > Pilih All Program (Bagi yang menggunakan Windows 7) > Microsoft Visual Studio 2010 Ultimate > Microsoft Visual Studio 2010
2. Membuka New Project > Pilih Visual Basic > Pilih Windows Form Application dan Klik OK atau lihat gambar seperti yang dibawah

image
image

3. Pada panjang, Lebar, Hasil Menggunakan LABEL yang ada di toolbox
4. Pada kotak yang kosong harus tidak boleh diisi karena pada saat Run atau Menjalankan hanya Panjang dan Lebar yang diisi sedangkan Pada Hasil
     itu sesuai dengan jawaban pada Panjang dan lebar.
                                    Keterangan :
                      1. Untuk panjang (Untuk Name harus singkat (misalnya P) dan Pada PROPERTIES TEXT dikosongkan pada isi TextBox)
                      2. Untuk panjang (Untuk Name harus singkat (misalnya L) dan pada PROPERTIES TEXT dikosongkan isi TextBox)
                      3. Untuk panjang (Untuk Name harus singkat (misalnya H)  dan pada PROPERTIES TEXT dikosongkan pada isi TextBox)
5. Pada Kali, Bagi, Tambah, Pangkat , Kurang, Hapus, menggunakan Button agar bisa dijalankan.
6. Setelah Selesai dibuat pada langkah nomor 5. diketikkan rumus seperti gambar di bawah.

image
Keterangan = Pada tambah_click harus diawali dengan (Val) p.text + (val) l.text karna apabila tidak dibuat maka hasil tidak sempurna.

7. Setelah selesai jalankan run pada tanda image atau tanda Tekan F5 Untuk menjalankannya.

image

8. Apabila ada tanda error maka ada yang salah struktur atau salah rumus.
9. Selamat menggunakan.
Baca selengkapnya »»