Teknik Budidaya Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)
● Syarat Tumbuh.
a. Iklim Tanaman
tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah,
tergantung varietasnya. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran
tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan
dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat
mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi (di atas 32°C) warna
buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna
buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik
terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang umumnya merah
merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh
kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat.
kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %.
Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang–kurangya
10-12 jam setiap hari (Sastrahidayat. 1992).
b. Tanah
Tanaman tomat merupakan
tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran rendah
sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik,
tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara
lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus,
serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai
dari panen.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan
atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat bertipe
determinate mempunyai pola pertumbuhan batang secara vertikal yang
terbatas dan diakhiri dengan pertumbuhan organ vegetatif (akar, batang
daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai kemampuan untuk
terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku serta pada
ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Bunga tanaman tomat
berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua
buah daun mahkota (Tugiyono Hery, 2002). Pembuahan terjadi 96 jam
setelah penyerbukan dan buah masak 45 hari sampai 50 hari setelah
pembuahan. Persentase penyerbukan sendiri pada tanaman tomat adalah 95% -
100%.
c. Teknik Budidaya
Benih tomat martha harus disemai dulu
sebelum ditanam. Persemaian dilakukan didalam kotak pesemaian (tray),
media persemaian adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang
kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan kedalam kotak
pesemaian (tray), benih dipelihara hingga umur 25-30 hari setelah
semai.. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik adalah
:
- Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
- Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk
mencegah curahan hujan jangan sampai merusak benih yang masih lemah
- Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
- Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.
- Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat
- Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu saat ditanam di tempat penanamannya.
- Pengolahan tanah Pengolahan tanah
untuk tanaman tomat adalah meliputi pembersihan lahan pembajakan atau
pencangkulan dan pembuatan bedengan. Untuk mendapatkan hasil yang
baik dengan tujuan :
- Akar bagian tanaman yang ada dalam tanah dapat tumbuh lebih sempurna.
- Rumput liar dapat dikendalikan tumbuhnya.
- Peredaran udara lebih mudah dan luas, sehingga menyebabkan zat-zat makanan di dalam tanah dapat lebih sempurna
- Air yang berlebihan dapatb mudah meresap atau menguap.
- Akar-akar tanaman dapat menembus tanah lebih mudah dan dalam.(Kanisius 1992).
- Pemupukan Organik dan Non Organik.
Pemberian pupuk kandang diberikan dengan
cara diratakan diatas tanah bedengan. Pupuk kandang selain dapat
memperbaiki sifat biologis tanah juga dapat memperbaiki sifat kimia dan
fisik tanah, pupuk kandang juga perlu diberikan pada tanaman sayuran
yang banyak mengkonsumsi nitrogen sehingga nitrogen sangat menentukan
kuantita dikonsumsi pada fase vegetatif . Pemberian pupuk Organik SP 36,
ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1:½ berfungsi untuk penyanter tanaman
vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak
per 1 m dan diberikan 100 g.
Apabila
lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu
diperhatikan dalam penanaman adalah waktu tanam dan jarak tanam. Waktu
tanam berkaitan erat dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di
musim penghujan, sedangkan Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi
tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak tanam berarti
memberi ruang lingkup hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan
mengatur jarak tanam ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman yang
teratur sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan tanaman selanjutnya.
Bibit
yang sudah siap tanam dicabut dipersemaian beserta akarnya jika bibit
berasal dari persemaian plastik atau tray 25-30 hari setelah semai
bibit langsung ditanam pada lubang tanam dengan jarak 70x60 cm, Sewaktu
penanaman bibit diusahakan tanaman tomat tidak menyentuh tanah, agar
tanaman tidak membusuk dan terkena penyakit akibat kotoran disebabkan
oleh tanah, saat yang paling tepat untuk penanaman tomat adalah 2-4
minggu sebelum hujan terakhir. Penanaman dilakukan pada sore hari agar
tanaman tidak layu dan dapat beradaptasi pada lahan yang ditanami.
Pemeliharaan
- Penyiraman
Penyiraman
tanaman sayuran banyak membutuhkan air seperti halnya tanaman tomat,
sayuran daun mengandung ± waktu penyiraman yang baik ialah pada sore
hari perlu diketahui bahwa maksud penyiraman adalah :
a. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari;
b. Mengembalikan kekuatan tanaman pada keadan tanaman dimalam hari;
c. Penambahan terhadap tanaman yang kekurangan air.
Penyiraman
hendaknya dilakukan dengan hati–hati, dan diusahakan tidak atau jangan
sampai mengenai daun karena tanaman akan mudah menderita penyakit
seperti virus. Penyiraman yang dilakukan penyusun menggunakan alat
berupa selang dan dilakukan pada sore hari dengan tujuan mengurangi
penguapan.
- Penyulaman
Bibit tomat
yang baru ditanam, baik melalui persemaian maupun langsung ditanam tidak
semuanya dapat tumbuh dan bertahan menjadi tanaman dewasa beberapa
diantaranya pasti ada yang mati salah satu cara mengatasinya adalah
melakukan penyulaman, caranya saat tomat berumur 7–14 hari setelah
tanaman lakukan penggantian bibit yang mati dengan bibit yang baru dan
diambil dari bibit terdahulu atau bibit yang ditanam dengan selang waktu
7–14 hari dari awal penyemaian. Jika dalam 3 mingu setelah tanam masih
ditemukan bibit yang mati tidak perlu lagi dilakukan penyulaman, sebab
penyulaman pada umur lebih, dari 3 minggu akan menghasilkan tanaman yang
pertumbuhan dan umur panennya tidak seragam sehingga akan menyulitkan
penanaman
- Penyiangan/Pembumbunan
Penyiangan
harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma yang
mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan
dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat
dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang. penyiangan
dilakukan dengan cara dicabut menggunakan tangan dan yang sulit dicabut
menggunakan cangkul atau kored.
- Pemupukan
Pupuk
biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat
diberikan pada tanah atau lewat daun atau bagian tanaman lain. Sebagai
pupuk dasar bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan
berupa pupuk NPK yang diberikan 2 - 3 kali selama pertumbuhannya dengan
cara ditugal kan pada setiap tanaman. NPK 15-15-15 sebanyak dosis 2
gram/tanaman.
- Pemangkasan
Tanaman
yang berupa perdu atau pohon umumnya perlu pemangkasan. Pemangkasan ini
dimaksudkan antara lain untuk membentuk pohon, mengurangi daun,
mempercepat pembuahan, meremajakan tanaman, dan lain-lain.
Tujuan
membentuk pohon adalah agar dapat berbunga atau berproduksi lebih
banya. Pengurangan daun dimaksudkan untuk mendapatkan hasil assimilasi
bersih yang optimum. Dengan pemangkasan juga dimungkinkan mempercepat
proses pembuahan. Tetapi adakalanya pemangkasan dilakukan untuk
peremajaan tanaman (rejuvenilisasi).
Secara umum pemangkasan
dilakukan dengan memotong cabang/ranting yang tumbuhnya tidak tepat,
memotong tunas-tunas air, atau memotong ranting-ranting yang kena
penyakit. Pemangkasan yang penulis lakukan setiap seminggu sekali selama
pertumbuhannya, tiap pohon hanya ditinggalkan sua cabang dan
masing-masing cabang dibiarkan tumbuh masing-masing tiga tandan, dan
buah yang dibiarkan masing-masing tandan disisakan 5 buah yang
dipelihara agar menghasilkan buah yang besar.
- Pengikatan
Pengikatan pohon dimaksudkan untuk menghindari tanaman tomat roboh
pada saat berbuah dan supaya tanaman tomat tersebut dapat tumbuh tegak
-
Pengendalian hama dan penyakit
1. Hama
a. Ulat buah
(Hiliothis armigera)
Ulat
ini menyerang tomat yang masih muda sehingga buah sudah tua tampak
berlubang–lubang dan biasanya busuk karena infeksi, ulat ini dapat
dibrantas denagn inteksida.
b. Nematoda
(Helodogyama sP)
Cacing
ini menyebabkan akar–akar tomat berbintil–bintil, biasanya hanya timbul
pada tanah–tanah ringan yang terlalu asam ( PH 4 – 5).
Pemberantasan dengan nematisida:
c. Lalat buah
(Dacus durcalis)
Lalat
ini umumnya menyerang dengan cara menyuntikan telur–telurnya kedalam
kulit buah tomat, dan telur tersebut akan menjadi larva yang
menggerogoti buah tomat dari dalam sehinga buah tersebut menjadi busuk
dan rontok. Lalat buah dapat dikendalikan dengan cara menyemprotkan
inteksida sistemik sejak buah berumur 1 minggu.
e. Kutu putih
(Pseu dococus SP)
Kutu
putih menyerang tomat dengan cara menghisap cairan daun. Hama ini juga
mambawa penyakit embun jelaga. Akibatnya daun menjadi keriting dan
bunga/buah mengalami kerontokan pemberontakan gunakan insektisida.
2. Penyakit
a. Blossom and Root (busuk ujung buah)
Biasanya
menyerang buah tomat baik yang masih muda maupun yang sudah tua.
Penyakit disebabkan oleh kekurangan unsur hara mikro Ca [kalsium].
Pembarantasnya dengan penyebaran kapur dolomit.pemupukan yang
berimbangan pengairan rata penyemprotan CaCl2 pada seluruh permukaan
daun dengan frekuensi 5–7 hari sekali sebanyak 0,1%.
b. Layu furasium
Biasanya
menyerang buah tomat baik yang masih muda di dataran tinggi yang
memiliki kelembaban tinggi dimusim hujan. Langkah yang dapat mencegah
serangan penyakit layu furasium,sebagai berikut:
- Lakukan pemupukan yang berimbang
- Pilih dan tanam bibit yang tahan terhadap segala penyakit
- Pilih lokasi penanaman yang berdrainse cukup baik.
- Pilih daerah yang bersikulasi udara lancar
- Pilih lokasi penanaman yang mendapatkan sinar matahari penuh .
- Pilih tanaman yang masih sehat .
- Rendam bibit ke dalam larutan benomil 0,1% sebelum penanaman.
c. Bacterial will (layu bakteri )
Biasanya
menyerang tanaman tomat yang tumbuh didaerah dataran rendah dengan
suhu dan kelembaban yang tinggi penyakit ini disebabkan oleh bakteri
psedomonas penyakit ini dapat dikendalikan dengan memakai Agrep 20 wp
atau agromicin 15/1,5 wp .
d. Penyakit busuk buah
Biasanya
disebabkan oleh cendawan Collectroticum SP. Cegah serangan penyakit ini
dengan cara pemangkasan yang teratur, menjaga kelembaban kebun, dan
menjaga saniatasi tanah. Penyakit ini dapat dicegah dan diberantas
dengan menggunakan bubur Bordeaux 1-3%, alcohol 50WP, Prekiur N, prukit
PR 10/56 WP, ridomil dan antracol.
Panen dan pasca panen
Panen
buah tomat di panen pertama kali pada umur 90 hari sejak pindah tanam.
Lalu selama 3–5 hari sekali sampai buah habis, buah tomat yang akan
dipasarkan dalam jarak jauh sebaiknya dipanen pada tingkat kemasan 75%,
ketika buah marih hijau atau kira–kira 5– hari lagi menjadi merah,
sedangkan untuk jarak dekat tingkat kemasakan 90% yakni ketika buah
berwarna kuning kemerah – merahan.
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius 1992. Petunjuk Praktis.Sayuran.Yogyakarta
Sastrahidayat. 1992. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 38 p.
Turgiyono Herry, 2002. Budidaya tanaman tomat, Yogyakarta.
Teknologi Budidaya Tanaman Tomat
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)
adalah komoditas hortikultura yang penting baik karena harganya yang
cukup baik maupun penggunanya dalam konsumsi masyarakat. Tomat dapat
dikonsumsi sebagai sayur atau buah segar maupun dikonsumsi dalam bentuk
olahan seperti saus tomat.
Secara umum
tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tomat
menghendaki tanah yang gembur, porus, subur dengan kemasaman tanah
(pH) antara 5 – 6, curah hujan 750-1. 250 mm/tahun dan kelembaban
relatif 25%.
Teknis budidaya tomat dapat berbeda-beda
antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tergantung kondisi
lahan, ketinggian tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan
petani yang bersangkutan serta pembiayaan yang tersedia. Oleh karena
penting sebelum mengusahakan tomat secara intensif harus berkonsultasi
terlebih dahulu dengan petugas teknis atau penyuluh pertanian setempat,
namun secara umum teknis budidaya tomat secara singkat dapat kami
sampaikan sebagai berikut :
Persiapan Lahan
Pilihlah lahan yang gembur dan subur
dengan pengairan yang baik. Pilih juga lahan yang sebelumnya tidak
ditanami dengan tomat atau tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT) .
Tanah diolah sempurna, apabila pH tanah
rendah tambahkan kapur pertanian dengan takaran 150 kg per 1. 000 meter
persegi , disebar dan diaduk rata bersamaan dengan pengolahan tanah.
Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda
dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit
dengan lebar 20-30 cm dengan kedalaman 30 cm.
Pupuk dasar perlu diberikan, biasanya
terdiri dari 4 kg Urea/ZA, 7,5 kg TSP dan 4 kg KCl untuk setiap 1. 000
meter persegi atau jika memakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)
takaranya kurang lebih 20 kg per 1000 meter persegi. Pupuk dasar
dicampur merata dengan tanah di atas bedengan dan biarkan selama 5-7
hari sebelum tanam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran diameter kurang
lebih 10 cm sedalam 15 cm dengan jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm
atau 60 x 50 cm di atas bedengan.
Persemaian
Pilih benih tomat dari varietas unggul yang telah direkomendasikan.
Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag. Masukkan
benih satu per satu dalam polibag dan tutup tipis dengan tanah halus.
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih
bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang
atau dikepeli yang berisi campuran media tanam. Penyiraman dilakukan
setiap hari (lihat kondisi tanah). Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30
HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.
Tanam
Tanam dilakukan pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu dengan daun 5-6
helai. Tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari. Buka polibag terlebih
dahulu, kemudian masukan bibit pada lubang tanam sampai batas pangkal
batang, ditimbun dengan tanah dengan agak ditekan dan siram dengan air.
Untuk bibit yang mati, rusak atau pertumbuhan nya tidak normal
lakukan penyulaman maksimal sampai tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam (MST) dan lakukan pengairan/penyiraman setap hari sampai tanaman
tumbuh normal. Segera pasang ajir agar tidak merusak perakaran tanaman
dengan ketinggian ajir 1 – 1,5 m.
Pemupukan Tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 1 MST dengan Urea dan KCl dengan perbandingan 1 : 1
dengan takaran 1-2 gram per tanaman. Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling
tanaman, tutupkembali dengan tanah dan siram air. Pemupukan kedua
dilakukan umur 2-3 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 5 gr ,
diberikan 5 cm sekeliling batang tanaman. Pemupukan selanjutnya
dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST dengan pupuk yang sama dengan
takaran 7 gram per tanaman, diberikan 7 cm sekeliling tanaman. Pupuk
organik cair dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan cara
disemprotkan dengan takaran sesuai rekomendasi.
Penyiangan dan Pembumbunan.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan
pada saat tanaman berumur 28 hari setelah tanam (HST) bersamaan
dengan penggemburan dan pemupukan susulan diikuti pengguludan tanaman.
Penyiangan dan pembmbunan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman
berumur 40 – 45 HST.
Pengajiran
Untuk menopang tanaman agar tidak mudah
roboh, tanaman yang telah mencapai ketinggian 10 – 15 cm harus segera
diikat pada ajir. Pengikatan diakukan kembali setiap tanaman bertambah
tinggi kurang lebih 20 cm. Tanaman diikat dengan bentuk seperti angka
8 dengan tali plastik (rafia/rumput jepang), sehingga tanaman tidak
rusak tergesek oleh ajir.
Pembuangan Tunas / Perempelan.
Perempelan atau pembuangan tunas yang tidak produktif dilakukan
setiap minggu dan hanya mempertahankan 3 cabang utama untuk setiap
tanaman. Perempelan ini bertujuan untuk merangsang pembungaan pada saat
tanaman berumur 32 HST. Sebaiknya perempelan dilakukan pada pagi hari
agar luka cepat mengering sehingga tidak menjadi tempat masuknya
penyakit.
Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Beberapa jenis OPT penting yang menyerang tanaman tomat antara lain Ulat buah (
Helicoperva armigera dan
Heliothis sp.), Lalat buah (
Brachtocera atau
Dacus sp.),
Aphid, Trips, Nematoda, penyakit yang disebabkan oleh cendawan seperti layu
fusarium, bercak daun, busuk daun dan
Antraknosa.
Berkaitan dengan banyaknya jenis OPT yang menyerang tanaman tomat
ini, maka secara lengkap jenis OPT dan cara-cara pengendalianya akan di
bahas secara khusus dalam tulisan – tulisan selanjutnya.
Panen dan Pasca Panen.
Tomat dapat dipanen
apabila kulit tomat telah berubah warna dari hijau menjadi
kekuning-kuningan. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan interval panen antara 2-3 hari sekali. Setelah dipetik buah
segera dimasukan ke wadah angkut dan letakkan ditempat yang teduh.
Tomat
adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik
kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain
tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak
berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta
teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani
dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap
memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat
berkompetisi di era perdagangan bebas.
A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
-
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan
tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui
stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang
mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
-
Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan
keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
-
Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas
bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti
SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 :
1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume
10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10
meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
-
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan
sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi
campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki
C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
-
Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang
telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut,
kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO
lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat
tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena
tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan
mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
-
Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk
daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir
perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti
Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik
(Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR
atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat
D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
-
Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan
penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
-
Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk
Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram),
berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman
tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua
dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5
gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1
cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu
tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7
gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
-
Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan
virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
-
Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat
pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar
batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan
model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir
yang dapat menimbulkan luka.
E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
-
Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan
tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3
cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka
bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan
tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas
yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau
gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus
hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak
terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
-
Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis
3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah
hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810
dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
-
Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah
berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan
pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
-
Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena
terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna
putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur,
bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan
perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun
(Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta
busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan
semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi
dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan
pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
-
Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna
hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang
menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir
hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan
dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat
yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
Cara Budidaya Tanaman Tomat yang Benar
Tahukah anda dengan buah tomat. Buah tomat merupakan tumbuhan siklus
hidup singkat, yang dapat hidup mencapai tinggi 1-3 meter dengan umur
sekitar 4 bulan. Buah tomat sangat bermanfaat untuk tubuh karena
mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
kesehatan tubuh.
Buah tomat banyak kandungan karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah
tomat dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan sayuran, bumbu masak, buah
meja, penambah nafsu makan dan minuman serta bahan kosmetik dan
obat-obatan.
Budidaya tanaman tomat di Indonesia memang harus dikembangkan dan dilstarikan. PT Natural Nusantara Indonesia berupa membantu para pembudidaya tanaman tomat guna peningkatan produksi secara kaulitas dan kuantitas. Blogiztic.net juga ikut mengupas bagaimana cara budidaya tanaman tomat yang benar sebagai berikut.
Syarat budidaya tanaman
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0-1.250 mdpl, dan tumbuh
optimal di dataran tinggi lebih dari 750 mdpl, sesuai dengan
jenis/varietas yang diusahakan dg suhu siang hari 24°C dan malam hari
antara 15°C-20°C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat
cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak
stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24 °C – 28°C.
Curah hujan antara 750-125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik.
Persemaian tanaman
Bibit Tomat yang akan ditanam diperoleh dengan menyemai benih tomat
bersemaian. Tempat persemaian sebaiknya diberi naungan atap plastik
bening agar lubang tanam 1 bibit tanaman tomat setelah benih
berjecambah,tutup plastik atau daun pisang dibuka dan dipelihara selama
lebih kurang 1 minggu. Setelah itu apabila dimungkinkan dilakukan
pembumbungan menggunakan daun pisang dan dipelihara masih pada tempat
bersemaian 2-3 minggu sebelum dipindahkan kelapangan.
Penyiapan lahan
Lahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman
sefamili seperti kentang, bedengan dengan lebar 110 -120 cm, tinggi 50 –
60 cm, dan j arak antar bedengan 50 – 60 cm, pupuk kandang matang
sebanyak 10 – 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata.
Pemupukan tanaman
- Komposisikan pupuk dengan campuran berupa pupuk dasar 4kg Urea/ZA +
7,5 kg TSP + 4 kg KCL per 1000m2 pada permukaan bedengan, lalu aduk dan
campur dengan tanah
- Pupuk kedua, Anda bisa memakai Pupuk Majemuk NPK (15-5-15) dengan
dosis +/- 20kg/1000M2, selanjutnya aduk dan campur dengan tanah
- Setelah diberi pupuk, siramkan diatasnya dengan pupuk Super Nasa
dengan dosis +/- 1-2 botol/1000 m2) . Pada setiap gembor volume 10lt
diberikan 1 sendok peres makan super nasa untuk kemudian disiram pada 10
meter bedengan.
- Jika tanah yang sudah digemburkan tadi sudah melewati 1 minggu
penanaman, sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk
kandang, sebarkan merata di atas bedengan pada sore harinya
- Jika Anda memakai Mulsa yang berbentuk plastik, tutup bedengan pada siang harinya
- Lalu biarkan 5-7 hari sebelum masa tanam
Pemasangan mulsa plastik hitam perak (MPHP)
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
- Mengurangi fluktuasi suhu tanah.
- Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
- Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.
- Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.
- Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
Pemasangan turus
Pemasangan turus dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak, mengurangi
kerusakan fisik tanaman, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta
mempermudah penyemprotan pestisida dan pemupukan.
Pemangkasan cabang
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara
pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama
per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih
besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus
dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman
tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik
pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
Ciri dan umur panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur
60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak
petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah,
keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
- kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
- bagian tepi daun tua telah mengering.
- batang tanaman menguning/mengering.
Waktu pemetikan tomat
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang
dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore
hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari
dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses
fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang
terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat
meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat
proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat
menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
Cara pemanenan buah tomat
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara
hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan
satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah
tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang
untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen
tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan
tenda di dalam kebun.
Periode panen buah tomat
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan
karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah
tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat
habis terpetik.